Mungkin sebagian kamu sudah pernah mendengar dan tidak begitu asing dengan Asset Turnover Ratio. Ya, istilah ini digunakan kalau kita berbicara tentang segala hal yang berhubungan dengan investasi. Tapi tenang, buat kamu yang masih belum begitu paham tentang Asset Turnover Ratio, kita akan pelajari dulu sebelum masuk ke perhitungannya.
Apa itu Asset Turnover Ratio?
Asset Turnover Ratio membicarakan tentang ketergantungan antara jumlah penjualan atau pendapatan sebuah perusahaan terhadap nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan Asset Turnover Ratio ini akan sangat berguna untuk menjadi indikator nilai sebuah aset yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan perusahaan. Seberapa berpengaruhnya aset sebuah perusahaan terhadap pendapatan atau revenue yang dihasilkannya.
Kita bisa menyimpulkan bahwa semakin tinggi nilai dari Asset Turnover Ratio, maka akan semakin efisien pula perusahaan tersebut dalam memanfaatkan aset – aset yang dimilikinya. Untuk kamu yang sebelumnya pernah mendengar ada aset bergerak dan tidak, aset yang menghasilkan dan tidak, nah inilah parameter atau indikator yang digunakan untuk menentukannya.
Sebuah perusahaan boleh memiliki banyak aset namun banyaknya aset tersebut belum tentu bermanfaat dan memberikan nilai yang berarti. Perusahaan yang memiliki banyak aset melimpah namun tidak bernilai akan kalah dengan perusahaan lain yang memiliki aset sedikit namun bermanfaat dan menjadi revenue atau pemasukan bagi perusahaannya.
Sebaliknya, jika angka Asset Turnover Ratio yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut kecil, maka perusahaan dinilai tidak efisien dan tidak baik dalam memanfaatkan harta dan aset yang dimilikinya dalam hubungannya dengan pemasukan perusahaan.
Bagaimana cara menghitung Asset Turnover Ratio?
Rumus atau formula untuk menentukan Asset Turnover Ratio sebenarnya sederhana. Pertama kamu harus mengetahui total aset yang kamu punya. Ini tentu harus ada parameter periodenya, misalnya saja 1 tahun. Kamu harus tahu dulu aset awal dan asset akhirnya dalam periode tersebut. Nilainya dijumlahkan kemudian dibagi 2. Kedua, kamu harus tahu total penjualan yang kamu peroleh dalam kurun waktu yang telah kamu tentukan tersebut. Terakhir, kamu hanya perlu membagi total penjualan dengan hasil akhir aset kamu tadi. Dan hasilnya adalah Asset Turnover Ratio yang bisa kamu jadikan parameter seberapa bergunanya aset kamu terhadap penjualan atau pemasukan perusahaan.
Jadi ada 4 variabel yang menjadi poin utama dalam perhitungan Asset Turnover Ratio. Total aset awal, total aset akhir, rata – rata total aset, dan revenue.
Apa informasi yang kamu peroleh dari angka Asset Turnover Ratio?
Diawal kita tahu bahwa Asset Turnover Ratio memberitahu kita seberapa bergunanya aset yang kita miliki terhadap penjualan. Namun bagaimana kita mengartikannya? Apa saja informasi yang bisa kita peroleh dari angka ini?
Asset Turnover Ratio bisa kita hitung dalam periode tertentu sesuai dengan kebutuhan data kita. Namun, biasanya perusahaan menghitungnya dalam periode tahunan agar mudah untuk dipantau dan ditelaah.
Asset Turnover Ratio juga tidak bisa diartikan sama untuk berbagai sektor industri. Misalnya saja untuk sektor industri retail dan consumer, nilai Asset Turnover Ratio biasanya cenderung relatif tinggi karena angka penjualan besar sementara aset yang dimiliki tidak begitu banyak. Sebaliknya untuk sektor industri seperti utilities dan real estate biasanya akan memiliki Asset Turnover Ratio yang rendah karena asetnya banyak dan penjualannya tidak sebanding atau lebih sedikit.
Oleh karena itu, kita juga harus tahu konteksnya sebelum mulai menghitung Asset Turnover Ratio dan membandingkannya dengan industri sektor lain. Contohnya saja, kita tidak bisa membandingkan Asset Turnover Ratio perusahaan retail dengan telekomunikasi, karena tidak apple to apple. Perbandingan hanya akan memberikan informasi yang valid jika yang kita bandingkan berada di kategori sektor industri yang sama.
Asset Turnover Ratio mempermudah investor untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan aset secara efisien. Investor juga dapat menggunakan nilai ini untuk membandingkannya dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama demi mengetahui performa perusahaan. Investor juga bisa mengetahui kelemahan perusahaan. Di poin mana perusahaan tidak mampu untuk memanfaatkan asetnya. Ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki performa perusahaan tahun depan.
Apakah investor hanya tertarik dengan Asset Turnover Ratio?
Banyak investor ternyata tidak hanya menginginkan angka Asset Turnover Ratio, namun mereka butuh lebih dari itu. Para investor ingin mengetahui seberapa cepat sebuah perusahaan mampu menghasilkan pemasukan atau revenue dari hasil penjualan menggunakan aset yang mereka miliki. Untuk mengetahui informasi ini, dibutuhkan ROE (Return of Equity). Perhitungannya menggunakan komponen penting dari analisis DuPont yang banyak digunakan pada tahun 1920 oleh DuPont Corporation. Rumusnya juga tidak sulit. Kamu hanya harus menggabungkan perhitungan untuk profit margin, asset turnover, dan financial leverage.
ROE = ( Net IncomeRevenue ) x ( RevenueAverage Assets ) x ( Average AssetsAverage Equity )
Assets Turnover Ratio vs Fixed Asset Turnover
Jika Assets Turnover Ratio digunakan untuk mengukur seberapa berpengaruh dan efisien penggunaan aset terhadap penjualan atau revenue, maka Fixed Asset Turnover digunakan untuk mengetahui performa yang sifatnya lebih operasional. Rasio ini akan membandingkan antara penjualan bersih dengan total aset tetap dan mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersih dari investasi aset tetap seperti properti, penanaman modal, atau PP&E. Ketika nilai fixed Asset Turnover Ratio justru lebih tinggi maka kita dapat menyimpulkan bahwa perusahaan mampu menggunakan investasi aset tetap dengan efisien dan baik untuk menghasilkan revenue.
Apakah Asset Turnover Ratio memiliki limit?
Ya. Ketika Asset Turnover Ratio harus digunakan untuk membandingkan aset atau saham yang mirip, perbandingan ini tidak memberikan rincian yang detail yang akan berguna untuk menganalisa perkembangan saham. Suatu perusahaan bisa saja memiliki nilai Asset Turnover Ratio yang berbeda drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Investor harus memeriksa tren pasar juga untuk mengetahui apakah nilai Asset Turnover Ratio mengartikan apakah penggunaan aset meningkat atau malah menurun.
Asset Turnover suatu perusahaan biasa saja menurun saat perusahaan membeli sejumlah aset yang nilainya lebih besar pada kurun waktu tertentu selama satu tahun. Sebaliknya, nilai Asset Turnover Ratio juga bisa saja naik ketika perusahaan ternyata menjual sejumlah aset. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi nilai Asset Turnover Ratio sebuah perusahaan selama kurun waktu kurang dari 1 tahun.
Bagaimana teman-teman calon investor? Sudah mengerti dan paham tentang perhitungan Asset Turnover Ratio? Meskipun bukan satu-satunya perhitungan yang bisa menjadi parameter kita menilai sebuah penanaman modal dan saham di sebuah perusahaan, namun mengetahui dan paham tentang Asset Turnover Ratio juga menjadi hal yang penting. Kita bisa menggunakan nilai ini bersamaan dengan rasio-rasio pembanding lainnya untuk membantu kita mengetahui performa perusahaan dimana kita menanam saham atau modal.
Buat kamu yang ternyata merupakan pemilik perusahaan juga bisa menjadikan nilai ini sebagai parameter pencapaian atau alert dan warning bagi kamu guna terus memperbaiki performa dan efisiensi kinerja perusahaan.
Demikianlah artikel tentang cara menghitung asset turnover ratio, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Dalam menjalankan operasional bisnisnya perusahaan memiliki aset-aset yang akan digunakan dalam perusahaan memperoleh pendapatan dalam penjualannya. Dengan demikian maka dengan aset yang ada perusahaan berusaha mendapatkan penjualan sebanyak-banyaknya. Makin banyak pendapatan diperoleh maka kinerja keuangan akan semakin baik. Perbandingan net sales dengan rata-rata aset inilah yang disebut dengan total asset turnover ratio.
Makin tinggi nilai total asset turnover atau rasio perputaran aset ini maka berarti penggunaan aset sangat baik. Dengan demikian maka makin tinggi total asset turnover ratio maka kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik.
Rumus Asset Turnover Ratio Periode Khusus
Rumus berikut dapat Anda gunakan jika tersedia data aset awal dan aset akhir, dan kita ingin mendapatkan perkiraan yang lebih akurat dari seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya dalam menghasilkan pendapatan.
Asset Turnover Ratio = Total Penjualan / {(Aset Awal + Aset Akhir)/2)
Pertama, Anda harus mengetahui total penjualan yang perusahaan Anda peroleh dalam periode atau kurun waktu tertentu. Ambil nilai total penjualan selama periode waktu yang sama dengan periode aset awal dan akhir yang digunakan.
Setelahnya, Anda perlu mengetahui total aset yang dimiliki, yakni aset awal dan aset akhir, dalam periode atau kurun waktu yang sama dengan total penjualan tadi.
Hal ini bisa berupa nilai aset pada awal dan akhir tahun, kuartal, atau bulan, tergantung pada laporan keuangan yang tersedia.
Jumlah aset awal dan jumlah aset akhir ini kemudian dijumlahkan dan dibagi dua (2).
Setelah mendapatkan semua angkanya, Anda hanya perlu memasukkannya ke dalam rumus yang telah disebutkan di atas, yakni nilai total penjualan dibagi nilai total aset awal dan aset akhir yang telah dijumlah sebelumnya dan dibagi dua.
Apa Itu Total Asset Turnover?
Perputaran total aset atau total asset turnover merupakan salah satu bagian dari rasio aktivitas. Rasio aktivitas sendiri digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Selain perputaran total aset, yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran modal kerja, dan perputaran aset tetap.
Lalu, apa itu total asset turnover? Pada dasarnya, total asset turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang bisa dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset perusahaan.
Singkatnya, total asset turnover atau perputaran total aset adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimilikinya.
Contoh Soal Aset Turnover Ratio
Jika sebuah perusahaan memiliki penjualan bersih sebesar Rp 1.000.000.000 dan total aset sebesar Rp 500.000.000, maka Rasio Perputaran Aset-nya adalah:
Formula Rasio Perputaran Aset: 1.000.000.000 / 500.000.000 = 2
Artinya, perusahaan menghasilkan Rp 2 pendapatan untuk setiap Rp 1 aset yang dimilikinya.
Gunakan Aplikasi Akuntansi untuk memudahkan Anda dalam mengetahui rasio ini dengan mudah dan akurat.
Dengan Fitur Laporan Rasio Keuangan, seluruh rasio keuangan bisnis dapat Anda ketahui dan bandingkan secara langsung.
Baca juga : Cara Mudah Menghitung Seluruh Rasio Keuangan di Aplikasi Akuntansi
Bagaimana jika nilai rasio perputaran aset rendah?
Jika nilai rasio perputaran aset perusahaan rendah, ini bisa mengindikasikan beberapa masalah potensial:
1. Kurangnya Efisiensi Penggunaan Aset
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak menggunakan asetnya secara optimal untuk menghasilkan pendapatan.
Hal ini bisa mencakup kelebihan stok, aset yang tidak produktif, atau kurangnya pemanfaatan aset secara efisien dalam operasi bisnis.
2. Potensi Likuiditas Rendah
Jika aset tidak berputar dengan baik, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan.
Likuiditas rendah dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya secara tepat waktu atau memenuhi kebutuhan keuangan sehari-hari.
3. Kinerja Finansial yang Buruk
Rendahnya rasio perputaran aset bisa menjadi tanda kinerja finansial yang buruk. Hal ini bisa mencakup penurunan pendapatan, margin keuntungan yang berkurang, atau bahkan kerugian operasional jika aset tidak dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan pendapatan.
4. Kemacetan Investasi
Jika aset tidak berputar dengan efisien, ini dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk menginvestasikan modalnya ke dalam kesempatan yang lebih menguntungkan.
Aset yang terikat tanpa menghasilkan pendapatan dapat menghalangi perusahaan dari pertumbuhan dan ekspansi yang lebih lanjut.
Baca juga : Pengertian Rasio Likuiditas, Contoh, dan Macam-macam Rasionya
Apa yang dimaksud dengan total asset turnover?
Total Asset Turnover adalah rasio keuangan yang mengukur sejauh mana suatu perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Apa Perbedaan Trader Aktif Dengan Trader Pasif?
Dalam dunia trading, ada dua pendekatan utama yang dapat diambil oleh seorang trader, yaitu trader aktif dan trader pasif. Kedua pendekatan ini memiliki filosofi, karakteristik, dan implikasi yang berbeda. Memahami perbedaan antara trader aktif dan...
Contoh Perhitungannya
Sebuah perusahaan jasa percetakan sedang ingin menghitung rasio perputaran asetnya dalam satu kuarter periode kerja.
Perusahaan mencatatkan nilai aset di periode awal dengan nilai sebesar Rp 4.547.000 dan pada periode berakhir setelah depresiasi mencatatkan nilai sebesar Rp 3.450.000.
Dalam laporan penjualan toko, perusahaan percetakan sukses meraup keuntungan sebesar Rp 11.250.000 dengan adanya pengembalian penjualan sebesar Rp 450.000.
Berapa rasio perputaran aset dari perusahaan jasa percetakan pada periode tersebut?
Penjualan Kotor – Sales Return = 11.250.000 – 450.000 = 10.800.000
Rata-rata Aset = (Aset Awal + Aset Akhir) / 2 = (4.547.000 + 3.450.000) / 2 = 3.998.500
Penjualan Bersih / Rata-rata Aset = 10.800.000 / 3.998.500 = Rp 2,701
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pendapatan dari setiap nilai Rp 1 dalam aset, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,701.
Contoh Cara Menghitung Total Asset Turnover
Salah satu cara terbaik untuk menghitung total asset turnover adalah dengan melihat contohnya langsung.
Berikut adalah data penjualan, total aktiva dan total asset turnover perusahaan A yang diperoleh dari rumus Total Asset Turnover = Penjualan : Total Aktiva
Contoh Perhitungan Asset Turnover Ratio
PT Maju Jaya memiliki pendapatan bersih sebesar Rp500 miliar pada tahun 2023. Total aset perusahaan pada awal tahun adalah Rp1.000 miliar, dan pada akhir tahun menjadi Rp1.200 miliar.
Rata-rata total aset = (Rp1.000 miliar + Rp1.200 miliar) / 2 = Rp1.100 miliar
ATR = Rp500 miliar / Rp1.100 miliar = 0,45
Artinya, setiap Rp1 aset yang dimiliki PT Maju Jaya mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp0,45 pada tahun 2023.
Nilai asset turnover ratio dapat bervariasi antar industri. Oleh karena itu, penting untuk membandingkan ATR perusahaan dengan rata-rata industri atau perusahaan pesaing untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.
ATR Tinggi: Menunjukkan bahwa perusahaan sangat efisien dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan memiliki manajemen aset yang baik dan mampu menghasilkan penjualan yang tinggi dengan investasi aset yang relatif rendah.
ATR Rendah: Menandakan bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan asetnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelebihan kapasitas produksi, manajemen persediaan yang buruk, atau piutang tak tertagih yang tinggi.